TEMPO.CO, Jakarta - Para pakar kesehatan memperkirakan fasilitas kesehatan tak akan cukup untuk menangani pasien positif virus corona. Karena itu, para pakar meminta pemerintah untuk meningkatkan kapasitas layanan kesehatan dan menambah rumah sakit rujukan.
Rekomendasi ini tertuang dalam hasil rapat virtual para pakar kesehatan dan perwakilan Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 yang berlangsung Senin, 16 Maret 2020.
"Diperkirakan kapasitas ruang intensif dan alat bantu napas di RS rujukan saat ini tidak akan cukup untuk menangani seluruh pasien Covid-19 dengan klinis berat," demikian tertulis dalam poin 4 dokumen berjudul 'Rekomendasi Strategi Penanganan Covid-19 di Indonesia' yang diperoleh Tempo.
Para pakar pun merekomendasikan pemerintah menyiapkan RS non-rujukan dan RS swasta untuk mengantisipasi penanganan pasien Covid-19 dengan menyiapkan ruang isolasi dan alat bantu napas.
Salah satu dokter yang mengikuti rapat, Mesty Ariotedjo mengatakan hingga saat ini sudah dirasakan kurangnya fasilitas kesehatan yang memadai dalam penanganan Covid-19. Mesty mengatakan banyak pasien yang sulit dirujuk ke rumah sakit rujukan Covid-19 karena ruangan intensif sudah sangat penuh.
Menurut dia, sudah ada proyeksi bahwa kasus Covid-19 di Indonesia akan mencapai angka 8 ribu kasus pada akhir April mendatang. "Sudah ada proyeksi model yang dibuatkan dari ITB dengan proyeksi kasus COVID-19 di Indonesia mencapai 8 ribu pada akhir April 2020," kata Mesty.
Perkiraan ini berdasarkan proyeksi model yang dibuat oleh tim peneliti matematika epidemiologi dari Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi Institut Teknologi Bandung, Nuning Nuraini dkk.
Dalam dokumen hasil penghitungannya, Nuning dkk memperkirakan kasus Covid-19 di Indonesia akan mencapai puncak pada akhir Maret dan kasus harian akan mulai menurun pada awal April. Meski begitu, Nuning dkk menulis bahwa jumlah kasus sebenarnya lebih tinggi dari yang dilaporkan.